Bandung Food Change Lab Exhibition & Talkshow: Bukan Sekedar Pameran

Bertempat di Lokasi, jalan Ir. H. Juanda No. 92, sebuah pameran dan acara diskusi mengenai makanan sehat diadakan. Berjudul Bandung Food Change Lab Exhibition & Talkshow merupakan kolaborasi antara Riset Indie dan HIVOS. Berfokus pada social labbing yang dilakukan di Bandung mengenai PKL & makanan sehat, terdapat beberapa temuan yang bisa menjadi cikal bakal solusi bagi masalah pangan yang satu ini.
Pameran di Bandung Food Change Lab Exhibition & Talkshow sendiri merupakan wadah untuk mempresentasikan hasil karya solutif dari kelas design thinking mahasiswa CCE MBA ITB beberapa bulan kemarin. Dalam kelas design thinking tersebut, mahasiswa terbagi kedalam beberapa kelompok kecil. Selama berminggu-minggu mereka mencoba melakukan proses design thinking mengenai isu PKL & makanan sehat. Mencoba menelaah masalah dari isu yang lebih luas serta komprehensif terbukti mampu menghasilkan ide-ide segar. Namun, bukan hanya kreatifitas yang dituntut untuk memecahkan suatu masalah, melainkan nilai tepat guna suatu solusi yang ditawarkan.
Penelitian mereka di lapangan tentang PKL menghasilkan beberapa temuan. Perihal sanitasi dan ketertiban hingga kurangnya edukasi dirasa perlu digali lebih dalam untuk menemukan solusi yang komprehensif. Solusi tersebut kemudian dijadikan dalam bentuk nyata berupa prototype. Karya prototype inilah yang dipamerkan dalam gelaran Bandung Food Change Lab Exhibition & Talkshow kemarin.
Salah satu kelompok menemukenali bahwa cara mencuci piring dibeberapa lapak PKL kurang higienis. Hal ini disebabkan karena terbatasnya tempat berjualan. Mereka membuat “Kumbah” atau yang dalam Bahasa Indonesia berarti mencuci. Kumbah merupakan alat sederhana untuk mencuci yang dimodifikasi agar penggunaannya sederhana bagi para PKL. Lain lagi dengan kelompok 1 yang merasa bahwa masalah sanitasi di lapak PKL disebabkan oleh kurangnya support system dari masyarakat. Kelompok ini membuat sistem rating seperti pada aplikasi ojek online. Para konsumen yang sudah selesai makan di sana bisa menilai tentang kebersihan lapak PKL dan rating tersebut bersifat publik sehingga semua orang bisa melihat dan melakukan penilaian.
Kelompok lain juga menemukenali bahwa penggunaan bahan makanan yang segar seringkali luput dari perhatian para PKL. Mereka membuat Mysteria & Wa’Dah yang bisa menjadi tempat penyimpanan bahan makanan. Mysteria & Wa’Dah lengkap dengan sistem pendingin sederhana sehingga memungkinkan bahan makanan tetap segar sebelum dimasak. Peran alat dagang yang belum dimaksimalkan oleh PKL tidak luput dari pengamatan para mahasiswa. Hal ini mendasari salah satu kelompok membuat Me-Li atau Meja Lipat yang bisa memaksimalkan ruang dagang PKL.
Prototype unik lainnya seperti /wa.suh atau video edukasi mengenai pangan juga turut dipamerkan di Bandung Food Change Lab Exhibition & Talkshow. /wa.suh merupakan karya salah satu kelompok yang bertujuan meningkatkan sanitasi masyarakat ketika akan makan di lapak PKL. Sedangkan kelompok terakhir mengangkat tokoh chef sehat untuk memberikan informasi mengenai makanan murah yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat dengan cara yang menghibur.
Gelaran Bandung Food Change Lab Exbibition & Talkshow memang sudah selesai. Namun, hal ini bukan menjadi akhir melainkan menjadi awal dari sebuah perubahan. Berbagai masukan dan saran masih terbuka untuk umum. Silahkan tinggalkan komentar di bawah atau media sosial @foodlabbandung . Dibanding berkeluh kesah soal jajanan PKL yang tidak sehat, yuk coba jadi warga kota yang lebih baik dan berpartisipasi!

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Design Thinking di Kehidupan Sehari-hari

Cerita Tentang Ibu Dapur

Ragam Profesi Kuliner Indonesia: Dari Koki yang Tidak Ingin Dipanggil Koki Hingga Jurnalis Kuliner