Cerita Tentang Ibu Dapur

Tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Berbagai ucapan selamat Hari Ibu ramai mewarnai media sosial. Mulai dari sekedar cuitan di Twitter hingga foto dengan caption menyentuh di Instagram semua tertuju pada Ibu. Tetapi, di Pondok Pesantren Nurul Huda Lampung, ucapan selamat Hari Ibu ditujukan kepada sosok yang berbeda.
Adalah Ibu Suwarni, Ibu Suminah dan Ibu Fadhilatun yang senantiasa memasak makanan untuk para santri di Pondok Pesantren Nurul Huda. Jarak rumah ketiganya tidak terlalu jauh dari Pondok Pesantren, kira-kira ½ kilometer yang setiap hari ditempuh dengan berjalan kaki. Ketika pagi masih buta, beliau-beliau sudah bergegas pergi ke dapur pondok untuk memasak. Lupakan memasak untuk porsi 4 orang, ketiganya memasak untuk seluruh Pondok Pesantren Nurul Huda yang berjumlah 700 orang sekali makan. Menu makanan kesukaan para santriwan dan santriwati adalah “Selobor”. Menu sederhana berbahan dasar kol dan sawi yang dicacah, dicampur jadi satu dan hanya ditemani kerupuk. Di Pondok Pesantren, ibu dapur adalah pahlawan.
Kata-kata pahlawan terdengar berat untuk disematkan kepada seseorang. Tetapi, kadang yang paling sederhana yang membuat seseorang menjadi pahlawan. Di Hari Ibu ini, kesederhanaan itu berupa hubungan antara Ibu dan dapur. Sepele memang, tetapi ketika Ibu berhalangan hadir di dapur, apa yang akan terjadi di suatu rumah?
Pekerjaan memasak bisa dikatakan kewajiban utama seorang Ibu. Mungkin belum semua dari kita merasakan menjadi Ibu dan berkutat dengan panasnya asap dapur setiap hari. Tetapi kita semua adalah seorang anak yang memiliki kenangan akan Ibu dan citarasa kreasinya. Rayakan Hari Ibu bukan dengan mengunggah foto di sosial media. Rayakan Hari Ibu dengan lebih sederhana. Contohnya, dengan menjawab pertanyaan ini: Kapan terakhir membantu Ibu di dapur?

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Design Thinking di Kehidupan Sehari-hari

Ragam Profesi Kuliner Indonesia: Dari Koki yang Tidak Ingin Dipanggil Koki Hingga Jurnalis Kuliner